Sebelum mendalami pelajaran tentang himpunan, terlebih
dahulu kita kaji firman Allah SWT. Dalam surah Al-Faathir ayat 1 berikut ini.
ßôJptø:$#
¬! ÌÏÛ$sù
ÏNºuq»yJ¡¡9$#
ÇÚöF{$#ur
È@Ïã%y`
Ïps3Í´¯»n=yJø9$#
¸xßâ
þÍ<'ré&
7pysÏZô_r&
4oY÷V¨B
y]»n=èOur
yì»t/âur
4 ßÌt
Îû
È,ù=sø:$#
$tB
âä!$t±o
4 ¨bÎ)
©!$#
4n?tã
Èe@ä.
&äóÓx«
ÖÏs%
ÇÊÈ
Artinya:
Segala
puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu. (QS. Al-Faathir : 1).
Dalam ayat 1 surah
Al-Faathir ini di jelaskan sekelompok, segolongan, atau sekumpulan makhluk yang
disebut mailakat. Dalam sekelompok malaikat tersebut terdapat sekelompok
malaikat yang mempunyai dua sayap, tiga sayap, atau empat sayap. Bahkan sangat
dimungkinkan terdapat sekelompok malaikat yang mempunyai lebih dari empat sayap
jika Allah swt. berkehendak. Dalam ayat ini ada sebuah konsep yang menerangkan
tentang kelompok, gologan, dan juga kumpulan beberapa objek yang mempunyai
sifat-sifat tertentu yang biasa disebut dengan himpunan.
A. Himpunan
(set)
1. Pengertian
Himpunan (set)
Himpunan (set)
adalah suatu kumpulan/kelopok elemen-elemen yang memenuhi persyarat
keanggotaan. Elemen-eleman yang sudah memenuhi persyaratan keanggotaan ini disebut
unsur atau anggota dari himpunan tersebut. Untuk lebih memahami perhatikan contoh-contoh
himpunan berikut ini.
a.
Kumpulan
orang Islam Indonesia.
b.
Kumpulan
para nabi.
c.
Kumpulan
wanita cantik di Indonesia
d.
Kumpulan
orang cerdas.
Dari conth di atas, a dan b termasuk dari suatu himpunan karena
contoh sudah jelas dan pasti tanpa ada pertanyaan lagi. Seperti halnya contoh
yang pertama, semua yang ada dalam Negara Indonesia termasuk dari anggota
himpunan tersebut. Namun cotoh yang c dan d bukan termasuk dari himpunan karena
sifat cantik dan cerdas itu masih relatif. Menurut kita cantik belum tentu
menurut orang lain ini cantik, jadi contoh ini masih menimbul beberapa pendapat
antara yang satu dengan yang lain.
2. Notasi
dan Anggota Himpunan
Himpunan biasanya disimbolkan dengan huruf kapital,
seperti A, B, D, dan sebagainya. Sedangkan benda atau objek yang termasuk dalam
himpunan tersebut ditulis dengan menggunakan pasangan kurung kurawal {...}.
Contoh
:
Nyatkan
himpunan berikut dengan menggunakan tanda kurung kurawal.
a.
A
adalah himpunan dari Sholat Fardhu yang rakaatnya berjumlah 4.
b.
B
adalah himpunan bilangan asli kurang dari 8.
c.
C
adalah himpunan 3 binatang berkaki 2.
Jawab
:
a.
A
adalah himpunan Sholat Fardhu yang rakaatnya berjumlah 4.
Anggota
himpunan Sholat fardhu yang rakaatnya berjumlah 4 adalah Sholat Dhuhur, Sholat
Ashar, dan Sholat Isya’.
Jadi,
A = {Sholat Dhuhur, Sholat Ashar, Sholat Isya’}
b.
B
adalah himpunan bilangan asli kurang dari 8.
Anggota
himpunan bilangan asli yang kurang dari 8 adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
Jadi,
B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
c.
C
adalah himpunan 3 binatang yang berkaki 2.
Anggota
dari 3 binatang yang berkaki 2 adalah ayam, itik, dan merpati.
Jadi,
C = {ayam, itik, merpati}.
Setiap objek
yang terdapat dalam suatu himpunan disebut anggota
atau elemen dari himpunan itu
yang dinotasikan dengan
. Sedangkan objek
yang tidak terdapat dalam himpunan tersebut dikatakan bukan anggota
himpunan yang dinotasikan denga
. Berdasarkan contoh
yang tertera di atas, A adalah himpunan Sholat Fardhu yang rakaatnya 4,
sehingga A = {Sholat Dhuhur,
Sholat Ashar, Sholat Isya’}.
Sholat Dhuhur merupakan elemen dari himpunan A maka di tulis dengan Sholat
Dhuhur
A. Sedangkan untuk
Sholat Subuh karena bukan merupakan anggota dari A maka ditulis dengan Sholat
Subuh
A. Banyak dari suatu himpunan dapat dinyatakan
dengan n. Jika A = {Sholat Dhuhur, Sholat Ashar, Sholat Isya’} maka n(A) =
banayak himpunan A = 6.
Himpunan dapat
dinyatakan dengan tiga cara sebagai berikut.
a.
Dengan
kata-kata
Dengan
cara menyebutkan semua anggota yang ada dalam himpunan.
Contoh
: M adalah himpunan para malaikat yang wajib diketahui,
Ditulis
dengan M = {para malaikat yang wajib diketahui}.
b.
Dengan
notasi pembentuk himpunan
Sama
halnya dengan menyatkan himpunan dengan kata-kata, pada cara ini disebutkan
semua anggotanya. Namun, anggota himpunan dinyatakan dengan suatu peubah.
Peubah yang biasa dipakai dalam cara ini adalah x dan y.
Contoh:
A : {bilangan asli antara 8 dan 14}.
Dengan
notasi pembentuk himpunan, ditulis A = {8 < x < 10, x
bilangan asli}.
c.
Dengan
mendaftar anggota-anggotanya
Dengan
cara menyebutkan anggota-anggotanya, menuliskannya dengan menggunakan kurung
kurawal, dan anggota-anggotanya dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh:
P = {0,1,2,3,4,5,6,7,8}
3. Himpunan
Berhingga dan Himpunan Tak Berhingga
Himpunan berhingga adalah himpunan yang memiliki banyak
anggota dan dapat didefiniskan. Sedangkan Himpunan Tak Berhingga adalah
himpunan yang memiliki banyak anggota namun tak dapat didefinisikan.
Contoh :
Tentukan banyak anggota dari himpunan-himpunan berikut.
a.
P
= {Huruf pembentuk kata GILIRAJA}
b.
Q
= {1, 2, 3, 4, ..., 9}
c.
R
= {..., -2, -1, 0, 1, 2, ...}
Jawab
:
a.
Banyak
anggota P adalah 8, ditulis n(P) = 8.
b.
Banyak
anggota Q adalah 9, ditulid n(Q) = 9.
c.
Banyak
anggota R adalah tidak berhingga atau n(R)
= tak berhingga.
B. Himpunan
Kosong dan Himpunan Semesta
1.
Himpunan
Kosong dan Himpunan Nol
Himpunan kosong (empty set, void set, atau null set)
adalah himpunan yang tidak mempunyai satu anggota pun dan biasanya disajikan
dengan simbol
atau { }.
Contoh
:
N
adalah himpunan nama-nama sholat fardhu yang hanya 1 rakaat.
Jawab
:
Nama-nama
sholat fardhu dengan rakaatnya adalah Isya’ 4 rakaat, Subuh 2 rkaat, Dhuhur 4
rakaat, Ashar 4 rakaat, dan Maghrib 3 rakaat. Karena tidak ada sholat fardhu
yang rakaatnya 1, makan N dikatakan himpunan kosong, ditulis dengan N =
atau N = {}.
2.
Himpunan
semesta
Himpunan semesta atau semesta pembicara adalah himpunan
yang memuat semua anggota atau objek himpunan yang dibicarakan. Himpunan semesta
(semesta pembicara) biasanya dilambangkan dengan S.
Contoh
:
Tentukan
tiga himpunan semesta yang mungkin dari himpunan berikut.
a.
A
= {3,7,9,11,13}
b.
B
= {Kerbau, Kambing, Sapi}
Jawab:
a.
A
= {3,7,9,11,13}, maka himpunan semesta yang mungkin dari himpunan A adalah
S
= {Bilangan Asli}
S
= {Bilangan Cacah}
S
= {Bilangan Ganjil}
b.
B
= { Kerbau, Kambing, Sapi }, maka himpunan semesta yang mungkin dari himpunan B
adalah
S
= {Binantang}
S
= {Binantang berkaki empat}
S
= {Binantang memamah biak}.
C. Himpunan
Bagian
Jika A dan B adalah himpunan-himpunan maka A disebut
himpunan bagian (subset) dari B bila setiap anggota A juga merupakan anggota B.
Himpunan bagian dinotasikan A
B atau B
A. Himpunan A bukan
merupkan himpunan bagian B, jika terdapat anggota himpunan A yang bukan
anggota himpunan B, dan dinotasikan dengan A
B.
DAFTAR PUSTAKA
Abdussakir, M.Pd. 2014. Matematika dalam Al-Qur’an. Malang : UIN – Maliki Press.
Baisuni, H.M. Hasyim. 1986. Kalkulus. Jakarta : Universitas Indonesia.
Nuharini, Dewi
dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep
dan Aplikasinya 1. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Siang, Drs.
Jong Jek, M.Sc. 2004. Matematika Diskrit
dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar